Sya’ban telah menghampiri kita, bulan dengan
segala keistimewaan dan peristiwa mulia di dalamnya. Tak terkecuali
dengan terdapatnya satu malam yang mulia dan penuh keberkahan yaitu
malam pertengahan bulan (nishfu sya’ban). Pada malam ini Allah SWT
menampakkan dan mencurahkan rahmat dan ampunan kepada hambaNya.
Barangsiapa berdo’a maka do’anya diijabah, barangsiapa meminta agar
dihilangkan kesusahannya maka akan dipenuhi permintaan itu dan pada
malam ini pula Allah mencatat rizqi-rizqi serta amal-amal hamba.
Malam Nishfu Sya’ban adalah malam yang mempunyai banyak fadhilah atau
keutamaan. Dalam kitab Zubdah Al-Wa`izhin terdapat hadits yang
diriwayatkan dari Abi Nashr bin Said, dari Nabi SAW, beliau bersabda,
“Tatkala datang malam ketiga belas bulan Sya`ban, pernah datang kepadaku
Malaikat Jibril seraya berkata, `Wahai Muhammad, bangunlah engkau,
karena sesungguhnya telah datang waktu bertahajjud, supaya engkau dapat
memohon kepada Allah atas keselamatan umatmu” Maka Nabi pun melakukan
itu.
Lalu datang pula Malaikat Jibril ketika fajar subuh bersinar, seraya
berkata, “Wahai Muhammad, sesungguhnya Allah Ta’ala telah memberikan
kepadamu sepertiga dari umatmu”. (yakni agar beliau dapat memberikan
syafaat kepada mereka)
Maka menangislah Nabi SAW sambil mengatakan, “Wahai Jibril, beritakanlah kepadaku tentang umatku yang dua pertiga lagi.”
Jibril menjawab, “Aku tidak tahu.”
Lalu datang lagi Jibril pada malam yang kedua (yaitu malam yang keempat
belas Sya`ban) seraya berkata, “Wahai Muhammad, bangunlah engkau dan
bertahajjudlah.”
Maka Nabi SAW pun melakukan itu.
Lalu datang lagi Malaikat Jibril pada waktu fajar, seraya berkata,
“‘Wahai Muhammad, sesungguhnya Allah telah memberikan kepadamu akan dua
pertiga umatmu.”
Maka Nabi pun menangis seraya berkata, “Wahai Jibril, beritakanlah kepadaku tentang sisa umatku yang lainnya.”
Jibril menyahut, “Aku tidak tahu.”
Kemudian datang lagi Jibril pada malam Bara’ah (malam kelepasan,
pembebasan dari belenggu kesulitan, yaitu malam kelima belas Sya’ban),
seraya berkata, “Kabar gembira untukmu, wahai Muhammad. Sesungguhnya
Allah telah memberikan untukmu seluruh umatmu yang tidak menyekutukan
Allah dengan sesuatu.”
Malam Nishfu Sya`ban adalah malam kelepasan. Pada malam itu umat Nabi
Muhammad SAW sangat patut bersyukur dengan melakukan berbagai ibadah
yang diridhai. Terdapat banyak keterangan mengenai keutamaan malam
Nishfu Sya`ban dan fadhilah menghidupkannya.
Telah diriwayatkan dalam beberapa hadits tentang kemuliaan malam ini,
diantaranya hadits yang diriwayatkan oleh Al Imam Ath Thabaraniy dan
Ibnu Hibban dari sahabat Mu’adz bin Jabal, Rasulullah SAW bersabda (yang
artinya):
“Allah SWT memandang kepada seluruh makhlukNya pada malam nishfu sya’ban
dan memberikan ampunan kepada seluruh makhlukNya kecuali orang yang
musyrik dan musyaahin”
Musyaahin adalah orang yang menyalakan api permusuhan dan merusak antara dua orang yang saling kasih.
Juga diriwayatkan oleh Al Imam Al Baihaqiy dari As Sayyidah ‘Aisyah ra, Rasulullah SAW bersabda (yang artinya):
“Telah datang Jibril kepadaku seraya berkata: malam ini adalah nishfu
sya’ban dan pada malam ini Allah SWT membebaskan dari neraka manusia
sebanyak bulu kambing bani kalb, pada malam ini Allah tidak melihat
dengan pandangan rahmat kepada musyrik, musyaahin, pemutus silaturrahim,
orang yang durhaka kepada orang tuanya dan peminum khamr”.
Dalam redaksi yang lain Al Imam Al Baihaqiy meriwayatkan hadits dari
Utsman bin Abil ‘Ash, Rasulullah SAW bersabda (yang artinya):
“Jika tiba malam nishfu sya’ban terdengar seruan yang berkata: siapakah
yang hendak meminta ampun (pada malam ini) maka Aku akan ampuni,
siapakah yang meminta sesuatu maka Aku akan berikan, tidak seorangpun
yang memohon kepadaKu kecuali pasti Aku kabulkan hajatnya kecuali pezina
dan musyrik”.
Pada bagian lain Al Imam Al Baihaqiy juga meriwayatkan dari Al ‘Alaa’ bin Harits, bahwasannnya As Sayyidah ‘Aisyah berkata:
“suatu malam Rasulullah sholat lalu beliau memanjangkan sujudnya
sehingga aku menyangka bahwa beliau telah meninggal, manakala aku
menyaksikan itu aku bangkit lalu aku gerakkan ibu jari beliau, dan
jari-jari beliau bergerak. Maka aku kembali ke tempatku.
Setelah beliau mengangkat kepalanya dari sujud dan menyelesaikan
sholatnya beliau bersabda: “Wahai ‘Aisyah tahukah kamu malam apakah
ini?”, aku berkata: Allah dan RasulNya lebih mengetahui. Beliau SAW
melanjutkan: “Malam ini adalah malam nishfu sya’ban, sesungguhnya Allah
SWT pada malam nishfu sya’ban melihat dengan pandangan rahmat kepada
hambaNya, maka Dia memberikan ampunan kepada yang meminta ampunan dan
merahmati kepada yang memminta rahmat dan Dia membiarkan orang yang iri